Senin, 22 Desember 2014

NASIONALISME PANGAN ALIAS KEDAULATAN PANGAN

Mencari lkon Pergerakan Nasionalisme Pangan Indonesia

Written By Tepung Mocaf on Senin, 22 Desember 2014 | 22.12.14

Subagio, Achmad
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember jl. Katimantan Il/24, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember - Jawa Timur

Saat ini lndonesia sedang disibukkan oleh agenda-agenda politik, mulai dari pemilu legislatif, hingga Pemilihan presiden, dan terorisme, serta hubungan KPK-POLRI-Kejaksaan. Di pihak lain, bencana alam, kecelakaan, wabah penyakjt dan kejadian rawan gizi terus terjadi di mana-mana. Sementara itu, harga pangan dunia masih cukup tinggi. Walaupun kondisi krisis pangan ini merupakan fenomena global yang disebabkan oleh perubahan iklim dan "perang" (baca:perebutan) antara pangan dan energi, tak urung hati kita seperti teriris jika memperhatikan seringnya kejadian rawan gizi, dengan kenyataan bahwa kita saat ini seperti pepatah “ayam mati dalarn lumbung padi". Kondisi semakin diperparah dengan besarnya impor pangan kita. Banyak ahli berpendapat bahwa keterpurukan yang dialami Indonesia saat ini semakin dalam oleh karena menurunnya rasa bangga pada tanah air kita, termasuk bidang pangan. Tulisan ini mengupas tentang fakta-fakta seputar kondisi pangan nasional, dan memberikan solusi berupa meningkatkan rasa nasionalisme pangan lndonesia dengan mencari bahan-bahan local sebagai "ikon pergerakan". Sebagai persyaratan untuk menjadi ikon pergerakan nasionalisme, suatu makanan haruslah berupa bahan pangan yang secara tradisional telah ada di lndonesia, memenuhi persyaratan gizi yang baik dan dapat diusahakan secara komersial.

Sumber: Repository Universitas Jember
Selanjutnya bisa didownload, klik di sini.
Sumber :http://www.tepungmocaf.com/2014/12/mencari-lkon-pergerakan-nasionalisme.html#.VJjkB7ElG18.facebook

NASIONALISME PANGAN ALIAS KEDAULATAN PANGAN

Mencari lkon Pergerakan Nasionalisme Pangan Indonesia

Written By Tepung Mocaf on Senin, 22 Desember 2014 | 22.12.14

Subagio, Achmad
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember jl. Katimantan Il/24, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember - Jawa Timur

Saat ini lndonesia sedang disibukkan oleh agenda-agenda politik, mulai dari pemilu legislatif, hingga Pemilihan presiden, dan terorisme, serta hubungan KPK-POLRI-Kejaksaan. Di pihak lain, bencana alam, kecelakaan, wabah penyakjt dan kejadian rawan gizi terus terjadi di mana-mana. Sementara itu, harga pangan dunia masih cukup tinggi. Walaupun kondisi krisis pangan ini merupakan fenomena global yang disebabkan oleh perubahan iklim dan "perang" (baca:perebutan) antara pangan dan energi, tak urung hati kita seperti teriris jika memperhatikan seringnya kejadian rawan gizi, dengan kenyataan bahwa kita saat ini seperti pepatah “ayam mati dalarn lumbung padi". Kondisi semakin diperparah dengan besarnya impor pangan kita. Banyak ahli berpendapat bahwa keterpurukan yang dialami Indonesia saat ini semakin dalam oleh karena menurunnya rasa bangga pada tanah air kita, termasuk bidang pangan. Tulisan ini mengupas tentang fakta-fakta seputar kondisi pangan nasional, dan memberikan solusi berupa meningkatkan rasa nasionalisme pangan lndonesia dengan mencari bahan-bahan local sebagai "ikon pergerakan". Sebagai persyaratan untuk menjadi ikon pergerakan nasionalisme, suatu makanan haruslah berupa bahan pangan yang secara tradisional telah ada di lndonesia, memenuhi persyaratan gizi yang baik dan dapat diusahakan secara komersial.

Sumber: Repository Universitas Jember
Selanjutnya bisa didownload, klik di sini.
Sumber :http://www.tepungmocaf.com/2014/12/mencari-lkon-pergerakan-nasionalisme.html#.VJjkB7ElG18.facebook

Rabu, 17 Desember 2014

MIE MOJANG.... DARI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG JAGUNG


Marzuki Alie Luncurkan Mi Mojang Ciptaan Universitas Jember

Written By Tepung Mocaf on Jumat, 21 November 2014 | 21.11.14


ANTARA FOTO-Seno
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie meluncurkan mi berbahan  modified cassava flour dan tepung jagung yang disingkat dengan mi mojang atau mocaf-jagung, di Agrotechnopark Universitas Jember, Jawa Timur.

"Produk ini cukup bagus untuk dikembangkan di daerah dan sebagai ketahanan pangan bangsa, sehingga ke depan tidak lagi tergantung dengan impor gandum atau terigu," kata Marzuki di sela-sela peluncuran mi mojang tersebut, Selasa {11/2/2014).

Marzuki bersama istrinya dengan didampingi Rektor Universitas Jember (Unej) M. Hasan bersama istrinya juga menikmati semangkuk mi mojang dengan minuman segelas es dawet mocaf.

"Rasanya enak dan tidak kalah dengan mi pada umumnya. Saya bangga dengan Unej yang mampu menciptakan pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku terigu," ucap Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Sementara Ketua tim pembuat mi mojang Prof Achmad Subagio mengatakan mi berbahan mocaf dan tepung jagung tersebut dibuat dengan menggunakan teknik ekstrusi dingin.

"Dalam teknologi ekstrusi dingin itu, untaian mi dibentuk dengan menekan adonan mi yang telah dikukus untuk menghasilkan gelatinisasi parsial ke dalam lubang-lubang kecil pada latekstruder dan teknologi sederhana itu dapat dijalankan oleh UKM," tutur penemu mocaf itu.

Menurut dia, mi mojang basah yang dihasilkan dengan teknik tersebut dapat dimasak menjadi mi ayam yang elastis, kenyal, dan tidak mudah hancur dengan perbandingan 50 tepung mocaf : 50 tepung  jagung.

"Mie mojang itu bisa juga dikeringkan untuk diolah menjadi mi goreng dan mi bakso walaupun dari segi tekstur masih terlalu elastis dan kenyal dibanding mi kering dari tepung terigu," paparnya.

Ketua Lembaga Penelitian Unej itu menegaskan mi berbahan mocaf dan jagung itu mengandung kadar protein berkisar 6-8 persen, serta dengan tambahan tepung jagung maka memiliki keunggulan tersendiri karena jagung mengandung zat karotenoid yang menjadi sumber vitamin A.
"Mi mojang tidak menggunakan pewarna buatan karena warna kuning didapat dari warna jagung dan mi ini aman untuk penderita diabetes," ujarnya.

Sumber : Antara
Editor : wahyu darmawan
source: http://surabaya.bisnis.com/m/read/20140211/7/68188/marzuki-alie-luncurkan-mi-mojang-ciptaan-universitas-jember





SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA) TEPUNG MOCAF


SNI MOCAF

Written By Tepung Mocaf on Senin, 15 Desember 2014 | 15.12.14


Standar Nasional Indonesia (SNI) Tepung mokaf ini merupakan SNI baru. Standar ini disusun dengan tujuan sebagai berikut: - Melindungi konsumen; - Menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; - Mendukung perkembangan dan diversifikasi industri tepung mokaf dan industri pengguna tepung mokaf.
Dalam merumuskan SNI ini tim telah memperhatikan hal-hal yang tertera dalam: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian. 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. 
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 
5. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 
6. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. 
7. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan. 
8. Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.03725/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Makanan atau revisinya. 
9. Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 03726/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan atau revisinya.
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 67-04, Makanan dan Minuman Departemen Perindustrian, yang telah dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 19 Nopember 2009 di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujian, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan instansi terkait lainnya.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 22 Maret 2010 sampai dengan tanggal 22 Juni 2010 dengan hasil akhir RASNI.

Sumber :  http://www.tepungmocaf.com/2014/12/sni-mocaf.html

MOCAF-HF : BAHAN LOKAL KAYA SERAT & BEBAS GLUTEN


MOCAF – HF: Ingredien Lokal Berkonsep Kaya Serat dan Bebas Gluten

Written By Tepung Mocaf on Jumat, 12 Desember 2014 | 12.12.14


Oleh: Achmad Subagio
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember

MOCAF adalah produk tepung dari singkong (Manihot esculenta Crantz) yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong secara fermentasi, dimana mikrobia Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung singkong ini. Produk baru ini terus berkembang, dan dengan menggunakan teknik penggilingan yang cermat, dihasilkan MOCAF dengan kandungan serat kasar yang tinggi, yang kemudian diberi label sebagai MOCAF-HF. Produk ini mempunyai serat yang tinggi hingga mencapai 12% , sebanding dengan serat dari tepung gandum utuh (whole grain-wheat flour). Tepung ini secara fisik berwarna putih khas tepung MOCAF, dengan aroma asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi.

Menilik dari komposisinya, MOCAF-HF mempunyai beberapa aspek kesehatan yang cukup menonjol, yaitu kaya serat dan bebas gluten yang jika digunakan sebagai ingredient, akan menghasilkan produk dengan Unique Selling Point (USP) yang baik. MOCAF-HF kaya akan serat, sehingga mempunyai efek sebagai pre-biotik yang membantu pertumbuhan mikrobia yang bermanfaat dalam perut. Mikroflora dalam usus besar akan memfermentasi serat yang tidak dapat dicerna oleh sistem usus halus. Fermentasi ini bersifat sakarolitik (fermentasi karbohidrat) yang menghasilkan metabolit yang berguna bagi kesehatan, dan juga dapat menekan pertumbuhan mikroflora jahat yang menyebabkan fermentasi proteolitik. Dengan demikian, produk pangan yang menggunakan MOCAF-HF akan mempunyai USP sebagai bahan yang memperbaiki sistem pencernaan. Disamping itu, klaim bahwa serat dapat mengurangi penyerapan kolesterol, mengencerkan toksin dan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek juga akan menjadi nilai positif bagi penggunaan MOCAF-HF.

Selanjutnya, ketiadaan gluten menjadikan MOCAF-HF ini baik untuk penderita autis dan tidak menyebabkan alergi yang terkadang muncul sebagai akibat menkonsumsi gluten. Gluten dapat menyebabkan penyakit intoleransi terhadap gluten (celiac disease). Kondisi tersebut ditandai dengan terjadinya radang mukosa usus halus sehingga mukosa tidak dapat berfungsi secara normal. Hal itu disebabkan karena di dalam usus halus, gluten dipecah menjadi fraksi-fraksi peptida yang bersifat narkotika terhadap anak autis, dan bersifat alergen pada beberapa orang yang tidak toleran.

Lalu bagaimana dari aspek teknis? MOCAF-HF sangat baik digunakan sebagai bahan baku untuk produk bakeri. Di Hasil uji coba menunjukkan bahwa MOCAF-HF dapat digunakan sebagai bahan baku, baik substitusi maupun seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakeri mulai dari muffin, bolu, cookies, brownish, spongy cake sampai roti tawar. Untuk produk bakeri yang pengembangan volumenya berbasis pembentukan busa dari kocokan telur, maka tidaklah sulit bagi MOCAF-HF untuk mengganti tepung terigu tersebut. Kue brownish oven, dan spongy cake dapat dibuat dengan berbahan baku MOCAF-HF sebagai tepungnya. Namun demikian, yang perlu dicatat adalah bahwa produk ini tidak-lah sama persis karakteristiknya dengan tepung terigu, beras atau yang lainnya. Sehingga dalam aplikasinya diperlukan sedikit perubahan dalam formula, atau prosesnya sehingga akan dihasilkan produk yang bermutu optimal. Misalnya untuk pembuatan muffin, pembuatan dengan campuran air, margarin dan garam perlu dipanaskan sampai mendidih. Hasil dari muffin dengan teknik, dapat digunakan untuk pembuatan muffin coklat dan jeruk seperti Gambar (Gambar 1).


Bagaimana dengan kualitas produk yang dihasilkan? Pada produk bolu kering (Gambar 2), baking properties bolu yang dihasilkan dari MOCAF-HF lebih baik dari produk berbahan baku MOCAF dan terigu. Hal ini terlihat dari total volume bolu kering untuk setiap 100 gram adonan tepung lebih besar dari bolu berbahan MOCAF dan terigu (Gambar 3). Demikian pula daya kembangnya, MOCAF-HF menghasilkan bolu yang lebih besar per satuan berat-nya, disusul kemudian MOCAF dan terigu. Ini berarti MOCAF-HF mempunyai daya kembang yang lebih baik dari MOCAF dan terigu untuk produk-produk berbasis pembentukan busa dari kocokan telur.



Karakter organoleptik dari produk berbahan baku MOCAF-HF ini pun tidak kalah dibandingkan produk serupa dari terigu, bahkan dalam beberapa hal timbul sifat khas yang berkorelasi positif. Tekstur dari biskuit, cookies dan bolu menjadi lebih kearah renyah, citarasa topnote-pun lebih dapat muncul jika dibandingkan terigu. Kandungan asam laktat dari MOCAF-HF menimbulkan baking aroma yang kuat, sewaktu produk baru dikeluarkan dari oven.

 Dengan karekteristik tersebut, MOCAF-HF sangat cocok sebagai ingredien untuk produk berkonsep kaya serat dan kompak, seperti produk diet dengan energi terukur. Dengan seratnya yang tinggi, produk dari MOCAF-HF juga memberi kesan kenyang, sehingga dengan mengkonsumsi dalam jumlah terbatas kekenyangan dapat terjaga. Tepung ini juga sangat tepat untuk penderita autis, sebab bebas glutennya tidak menghalangi kemampuan MOCAF-HF untuk ragam aplikasi yang luas terutama pada produk-produk bakeri. Dan yang lebih menarik adalah pengembangan pangan untuk bencana (emergency foods) dapat pula diarahkan berbahan baku MOCAF-HF.

Sumber : http://www.tepungmocaf.com/2014/12/mocaf-hf-ingredien-lokal-berkonsep-kaya.html


Senin, 24 Desember 2012

MENTAN Canangkan Percepatan Produksi Tepung Fermentasi dan Deklarasi Kemandirian Tepung Nasional

MENTAN Canangkan Percepatan Produksi Tepung Fermentasi dan Deklarasi Kemandirian Tepung Nasional

Bertempat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, 24 Nopember 2009, yang lalu Menteri Pertanian Ir.Suswono, MMA melakukan “Pencanangan Percepatan Produksi Tepung Fermentasi dan Deklarasi Kemandirian Tepung Nasional”.  Acara ini antara lain dihadiri oleh para pimpinan daerah penerima bantuan kegiatan pengembangan agroindustri tepung-tepungan, Ibu-ibu penggerak PKK, Gapoktan, pelaku usaha tepung dan undangan lainnya.

Mengawali sambutannya, Menteri Pertanian mengatakan bahwa Pencanangan Percepatan Produksi Tepung Fermentasi dan Deklarasi Kemandirian Tepung Nasional ini sangat strategis dalam upaya mendorong peningkatan pembangunan agroindustri tepung-tepungan nasional, terutama peningkatan produksi tepung fermentasi yang saat ini mulai kembali digemari oleh masyarakat. Pencanangan ini diharapkan dapat mengawali peningkatan tambahan produksi tepung sekitar 20% dari kebutuhan impor nasional selama lima tahun ke depan. Mentan menjelaskan bahwa pada tahun 2008, impor gandum kita mencapai 5,2 juta ton.

Sedangkan dari 22,7 juta ton produksi ubi kayu, yang diolah menjadi bahan pangan dan non pangan baru mencapai 22,3% atau setara dengan 4,6 juta ton ubikayu segar. Hal ini berarti peluang pasar untuk tepung dari ubi kayu masih cukup besar.

Untuk mendukung kemandirian pangan dan daya saing produk lokal tersebut, pemerintah telah memberlakukan pengetatan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan melalui PERMENTAN No. 27 Tahun 2009 yang berlaku efektif sejak 19 Nopember 2009. Dengan diberlakukannya peraturan ini, maka komoditas impor yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan serta tidak aman untuk dikonsumsi, ditolak masuk ke Indonesia.  Adapun komoditas yang terkena peraturan ini antara lain gandum, jagung, kacang-kacangan dan beberapa serealia lainnya.

Komitmen Pemerintah dalam mengembangkan pangan nonberas, antara lain melalui berbagai kebijakan seperti mendorong diversifikasi pola konsumsi berbasis pangan lokal; meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap keanekaragaman pangan; dan mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan non beras dan non terigu. Adapun beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong industrialisasi tepung cassava antara lain berupa pemberikan stimulus pengembangan tepung-tepungan pada usaha kecil bidangpangan; sosialisasi, advokasi dan pembinaan peningkatan pemanfaatan pangan lokal melalui tepung-tepungan; pemberian peralatan pengolahan tepung-tepungan kepada usaha kecil bidang pangan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mutu tepung yang dihasilkan; mendorong keterlibatan perguruan tinggi dalam meneruskan sosialisasi dan pengembangan teknologi tepung-tepungan; dan terus mengupayakan pencitraan tepung cassava menjadi tepung nasional.

Pada kesempatan kunjungan kerja tersebut, Mentan menyerahkan sarana pengolahan tepung, antara lain berupa peralatan, starter(inokulan) fermentasi dan sarana bangunan secara simbolis kepada para bupati yang wilayahnya mendapat alokasi bantuan pada tahun anggaran 2009.

Menteri Pertanian juga menegaskan, kita harus mampu mempertahankan keberhasilan swasembada beras, dan kesanggupan negara kita memenuhi sebagian dari permintaan beras internasional, sekaligus menjadikan momentum ini untuk mencapai keberhasilan dalam upaya pengembangan agribisnis ubi kayu, khususnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sentra-sentra produksi ubi kayu.

Mengakhiri kata sambutannya, Menteri Pertanian menegaskan pentingnya sinkronisasi dan sinergitas berbagai pihak yaitu antara pemerintah, petani, industri dan pelaku bisnis, pakar, peneliti, asosiasi, akademisi dan pihak-pihak terkait lainnya, akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan agribisnis tepung-tepungan.

Sumber : http://gakoptri.wordpress.com/2009/12/02/mentan-canangkan-percepatan-produksi-tepung-fermentasi-dan-deklarasi-kemandirian-tepung-nasional/

Kamis, 26 April 2012

Beragam Kue dari Tepung Mocaf

Beragam Kue dari Tepung Mocaf

Ada yang unik di pelataran parkir depan Kantor Gubsu, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, kemarin (6/5). Ada 10 stand yang disediakan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara sebagai tempat demo masak.
Kali ini yang jadi bahan masakannya yakni tepung mocaf yang berasal dari ubi  kayu. Tepung mocaf ini diolah menjadi kue, roti dan sebagainya sebagai bahan subtitusi pengganti beras.

Demo masak itu diikuti oleh sejumlah restoran-restoran ternama di Medan. Salah satunya adalah FB (Food and Beverage) Restaurant. Restoran yang menjadi ikon Hotel Semarak Medan tersebut, menyajikan pembuatan bolu serta roti dengan menggunakan bahan baku mocaf. Kepala FB Restaurant

Aris mengatakan, mocaf bisa dijadikan bahan makanan pengganti beras. “Saat ini masyarakat masih mengedepankan beras sebagai bahan makanan pokok. Namun, sebenarnya Mocaf juga layak dijadikan sebagai bahan makanan pokok,” ujarnya.

Kenapa bisa dijadikan bahan makanan pokok? Aris menjelaskan, misalnya seseorang yang sedang lapar, tapi sedang tidak ingin makan nasi. Orang yang lapar tersebut bisa merujuk ke tepung mocaf. “Pastinya setelah diolah menjadi bentuk makanan seperti, roti atau kue. Lagian, kenyangnya pun sama dengan makan nasi,” lanjut Aris.

Sementara itu, Sakirin Chef FB Restaurant menjelaskan, seperti tepung-tepung lainnya, ketika diolah menjadi satu jenis makanan terkadang bisa bantat (tidak mengembang, red). “Dalam pengolahannya tepung mocaf dicampur dengan tepung terigunya sehingga tidak menimbulkan bantat, namun perbandingannya jelas lebih banyak tepung mocaf,” jelas Sakirin.

Sebelum melihat demo masak, terlebih dahulu digelar sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal di Aula Martabe lantai III Kantor Gubsu. Acara yang diikuti 300 peserta itu dibuka Sekdaprovsu DR RE Nainggolan serta dihadiri Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI Prof Dr Achmad Suryana, MS dari Jakarta, serta undangan lainnya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Setyo Purwadi mengatakan, saat ini memang tepung mocaf diproduksi dari Trenggalek Jawa Timur, namun ke depan tepung mocaf sendiri akan diproduksi dari Sumatera Utara. “Kita tahu di Sumut yang namanya ubi kayu mudah tumbuh. Inilah yang nantinya kita oleh menjadi tepung mocaf sebagai bahan pangan,” ungkap Setyo Purwadi.

Dia juga mencontohkan kue yang dibagikan kepada peserta sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal ini juga terbuat dari tepung mocaf. “Jadi sudah kami buktikan terlebih dahulu, mau jelasnya nanti kita lihat saat demo masak,” ungkap Sertyo Purwadi.
Sementara itu, saat demo berlangsung Sekdaprovsu DR RE Nainggolan, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Prof Dr Achmad Suryana, MS dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut Setyo Purwadi ikut ikut mencicipi makanan saat demo masak. Mereka menikmati makanan yang terbuat dari tepung mocaf tersebut.(mag-13/dra)


Sumber : http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=44446